JURNAL : SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) LAHAT MENGGUNAKAN METODE TOTAL ARCHITECTURE SYNTESIS (TAS)

SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) LAHAT MENGGUNAKAN METODE TOTAL ARCHITECTURE SYNTESIS (TAS)

A.Haidar Mirza, A.Yani Ranius, AJ Perdana Putra
Universitas Bina Darma
Jalan Jenderal Ahmad Yani No.12 Palembang
Pos-el : haidarmirza@yahoo.com , yani_ranius@mail.binadarma.ac.id, ajperdanaputra@yahoo.co.id
ABSTRACT : Patient information system at the Regional General Hospital (Hospital) Lahat is an information system that has a queue of activities, registration and examination at each clinic. The system performance in patient care in hospitals Lahat running is still not optimal due to the processing of patient data and medical records do still use the media or manual bookkeeping. Therefore patient care in hospitals Lahat become ineffective and inefficient, since media reports bookkeeping slow down. Methods medical record system development in hospitals Lahat Total Architecture Syntesis method (TAS). System development tool using Use Case Diagrams and Class Diagrams. Implementation of programs using Borland Delphi 7 application programming with databases using SQL Server 2000. Medical record information system designed aiming to build a computerized information system, making it easier for hospitals Lahat in processing patient data and medical records of patients.
Keywords: Medical Record,Patient,Total Architecture Syntesis, TAS
ABSTRAK : Sistem informasi pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lahat adalah sistem informasi yang mempunyai kegiatan antrian, registrasi, dan pemeriksaan pada tiap-tiap poliklinik. Adapun kinerja sistem dalam pelayanan pasien yang berjalan di RSUD Lahat tersebut masih belum optimal karena pada pengolahan data pasien dan data rekam medis dilakukan masih menggunakan media pembukuan atau manual. Oleh karena itu pelayanan pasien di RSUD Lahat menjadi tidak efektif dan efisien, karena media pembukuan memperlambat jalannya laporan. Metode pengembangan sistem rekam medis di RSUD Lahat menggunakan metode Total Architecture Syntesis (TAS). Alat bantu pengembangan sistem menggunakan Use Case Diagram dan Class Diagram. Implementasi program menggunakan aplikasi pemrograman Borland Delphi 7 dengan database menggunakan SQL Server 2000. Sistem informasi rekam medis dirancang bertujuan untuk membangun sistem informasi yang terkomputerisasi, sehingga memudahkan RSUD Lahat dalam mengolah data pasien dan data rekam medis pasien.
.
Keywords : Rekam Medis,Pasien,Total Architecture Syntesis (TAS)
1. PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi sekarang ini tak bisa dipungkiri bahwa perkembangan teknologi informasi khususnya komputer sangatlah pesat sehingga menuntut orang – orang yang bergerak pada bidang ini untuk terus berupaya meningkatkan kemampuan. Persaingan bisnis yang semakin ketat dan perkembangan ilmu pengetahuan dalam era sekarang ini, menuntut perusahaan untuk menyusun kembali proses bisnis yang terjadi dalam internal perusahaan. Dalam hal ini teknologi komputer dan telekomunikasi
memegang peranan yang sangat penting karena kemampuannya untuk menembus batas ruang dan waktu serta mampu mendukung kelancaran proses dalam suatu perusahaan. Tentunya dengan penggunaan teknologi yang tepat guna dan mampu menghasilkan informasi yang cepat dan akurat sesuai dengan kebutuhan oleh pengguna teknologi informasi.
Penyelenggaraan upaya kesehatan di rumah sakit juga tidak lepas dari peran serta rekam medis pada setiap unit pelayanan kesehatan. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan. Catatan-catatan tersebut kemudian diolah dan selanjutnya akan bermanfaat bagi pihak manajemen untuk mengetahui informasi mengenai data yang telah ada.
Pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lahat, pengolahan data pasien dan data rekam medis masih dilakukan dengan cara manual dimana data diisikan pada formulir data pasien yang kemudian dicatat kembali pada buku-buku yang disediakan untuk itu. Untuk sistem pelaporan rumah sakit sudah menggunakan bantuan komputer dimana data pasien dan rekam medis diketik dengan bantuan aplikasi perkantoran. Banyaknya data pasien yang harus diolah dan data yang berkelanjutan dari riwayat penyakit pasien, membuat pengarsipan data riwayat pasien dengan metode manual (hardcopy) sangat tidak efektif. Akibatnya, perawat yang pada dasarnya sebagai pembantu dokter di bidang medis menjadi tersita sebagian besar waktunya untuk mencari data pasien dan pengarsipkannya kembali, hal ini mengakibatkan berubahnya fungsi utama profesi yang pada akhirnya Rumah Sakit harus mempekerjakan perawat dengan tugas administrasi., sehingga kurang akurat dan membutuhkan waktu yang relatif lama serta menyebabkan kerja ekstra bagi petugas terkait dalam menyediakan laporan.
Metode Total Architecture Syntesis (TAS) menurut Brown (2008) adalah pola pikir yang berfokus pada tujuan perusahaan yang sederhana dari desain tradisional kegiatan untuk menghasilkan desain yang lebih efisien yang secara konseptual berfokus pada proses bisnis, manusia, dan informasi. Metode ini bertujuan untuk melakukan desain sistem informasi terdistribusi, pengujian dan meninjau desain baik proses bisnis dan mendukung sistem di atas kertas sebelum melakukan upaya implementasi. Pengunaan metode TAS, menjadikan proses pengumpulan informasi akan kebutuhan dari sebuah perusahaan bukan lagi menjadi sebuah aktifitas yang terpisah dari proses bisnis dan arsitektur sistem. Semua aktivitas dari sebuah perusahaan kini secara iterative akan saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lainnya.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk merancang dan membangun sebuah Sistem Informasi Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lahat Menggunakan Metode Total Architecture Syntesis (TAS).
2. METODOLOGI PENELITIAN
2.1.1 Sistem
Di dalam buku Sistem Informasi Manajemen Jilid 1, McLeod, Jr. (2001:11) menyatakan bahwa sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
Jogiyanto (2001:2) di dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi mendefiniskan bahwa sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Selanjutnya, Turban, dkk. (2005:57) di dalam bukunya yang berjudul Decision Support System and Intelligent System (Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas) Edisi 7 Jilid 1 menyatakan bahwa sistem adalah kumpulan objek seperti orang, sumber daya, konsep, dan prosedur yang dimaksudkan untuk melayani suatu tujuan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sistem terdiri dari elemen-elemen yang disebut juga subsistem-subsistem, ada kerja sama diantara elemen-elemen tersebut, serta terdapat tujuan-tujuan yang hendak dicapai dari kerja sama tersebut.
2.1.2 Informasi
Pada dasarnya pengertian data tidak dapat dipisahkan dari pengertian informasi karena keduanya mempunya hubungan sebab akibat yang sangat erat.
Di dalam sebuah artikel populer yang diterbitkan oleh situs www.ilmukomputer.com yang berjudul Pengantar Database, Irmansyah (2003:1) menyatakan bahwa data adalah nilai/value yang turut merepresentasikan deskripsi dari suatu objek atau kejadian (event), sedangkan informasi adalah hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan.
Pendapat lain menyatakan bahwa data terdiri dari fakta-fakta dan angka-angka yang relatif tidak berarti bagi pemakai, sedangkan Informasi adalah data yang telah diproses, atau data yang memiliki arti (McLeod, Jr., 2001:15).
Dapat disimpulkan bahwa data adalah bahan mentah yang belum berguna yang jika diolah akan menghasilkan informasi, yang juga berarti bahwa informasi adalah sesuatu yang berguna dan memiliki arti yang merupakan produk hasil daripada pengolahan data.
Kualitas informasi menurut Jogiyanto (2001:10) tergantung pada tiga hal, yaitu sebagai berikut.
1. Akurat: informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan.
2. Tepat waktu: informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.
Relevan: informasi tersebut haruslah mempunyai manfaat untuk pemakainya.
2.1.3 Sistem Informasi
Menurut Susanto (2004:55) sistem informasi adalah “kumpulan dari sub-sub sistem baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan satu sama yang lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu yaitu mengolah data menjadi informasi yang berarti dan berguna”.
Leitch dan Davis dalam Jogiyanto, 2005:11 mengemukakan bahwa “sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategis dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.
Pengertian ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Jogiyanto (2005:34) bahwa Sistem dapat didefinisikan sebagai “kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan mencapai tujuan tertentu. Sedangkan informasi didefinisakan sebagai pengolahan data yang berarti dan bermanfaat (Susanto, 2004:55).
Dari tiga definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi sebagai kumpulan dari subsistem apapun baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan satu sama yang lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi yang berarti dan bermanfaat.
Komponen-komponen yang terkait dengan sistem informasi antara lain:
a. Data
Data harus akurat dan yang terpenting data benar, jangan data berupa sampah atau data yang tidak benar.
b. Masukan
Masukan harus dikode dengan jelas sesuai kebutuhan dan dengan cara tertentu. Misalnya data untuk membuat grafik dibentuk dalam gambaran tabel.
c. Proses
Harus jelas diproses dengan cara apa dan alat apa, perangkat keras dan perangkat lunak serta tehnisi yang sesuai.
d. Keluaran
Keluaran harus jelas dan memenuhi ciri-ciri informasi yang baik dan benar.
e. Tujuan
Keluaran yang dihasilkan harus sesuai dengan tujuan agar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.
f. Pemakai
Pemakai harus terlatih memanfaatkan informasi yang terbentuk, bila tidak informasi yang dihasilkan akan sia-sia.
g. Model
Cara pengolahan dengan logika, perhitungan atau pengolahan kata, atau tata letak.
h. Teknologi
Komputer yang digunakan berjenis apa, atau masih secara manual.
i. Pengendali
Cara untuk mencegah kecurian data dan atau kehilangan data.
2.1.4 Rekam Medis
Menurut Indonesian Medical Council (2006) dalam penjelasan Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran, yang dimaksud dengan rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang Rekam Medis dijelaskan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan.
Kedua pengertian rekam medis diatas menunjukkan perbedaan dimana Permenkes hanya menekankan pada sarana pelayanan kesehatan, sedangkan dalam UU Praktik Kedokteran tidak. Ini menunjukan pengaturan rekam medis pada UU Praktik Kedokteran lebih luas, berlaku baik untuk sarana kesehatan maupun di luar sarana kesehatan
Adapun isi dari Rekam Medis adalah :
1. Catatan, merupakan uraian tentang identitas pasien, pemeriksaan, diagnosis, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain baik dilakukan oleh dokter dan dokter gigi maupun tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan kompetensinya.
2. Dokumen, merupakan kelengkapan dari catatan tersebut, antara lain foto rontgen, hasil lab dan keterangan lain sesuai dengan kompetensi keilmuannya.
Jenis Rekam Medis dibedakan menjadi:
1. Rekam medis konvensional
2. Rekam medis elektronik
Manfaat Rekam Medis antara lain:
1. Pengobatan Pasien
Rekam medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untuk merencanakan dan menganalisis penyakit serta merencanakan pengobatan, perawatan dan tindakan medis yang harus diberikan kepada pasien.
2. Peningkatan Kualitas Pelayanan
Membuat rekam medis bagi penyelenggaraan praktik kedokteran dengan jelas dan lengkap akan meningkatkan kualitas pelayanan untuk melindungi tenaga medis dan untuk pencapaian kesehatan masyarakat yang optimal.
3. Pendidikan dan Penelitian
Rekam medis yang merupakan informasi perkembangan kronologis penyakit, pelayanan medis, pengobatan dan tindakan medis, bermanfaat untuk bahan informasi bagi perkembangan pengajaran dan penelitian di bidang profesi kedokteran dan kedokteran gigi.
4. Pembiayaan
Berkas rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan untuk menetapkan pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan. Catatan tersebut dapat dipakai sebagai bukti pembiayaan kepada pasien.
5. Statistik Kesehatan
Rekam medis dapat digunakan sebagai bahan statistik kesehatan, khususnya untuk mempelajari perkembangan kesehatan masyarakat dan untuk menentukan jumlah penderita pada penyakit-penyakit tertentu.
6. Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan Etik
Rekam medis merupakan alat bukti tertulis utama, sehingga bermanfaat dalam penyelesaian masalah hukum, disiplin dan etik.
2.1.5 TAS ( Total Architecture Syntetis)
Menurut Brown (2008) “Total Architecture adalah pola pikir yang berfokus pada tujuan perusahaan yang sederhana dari desain tradisional kegiatan untuk menghasilkan desain yang lebih efisien yang secara konseptual berfokus pada proses bisnis, manusia, informasi”. Bertujuan untuk melakukan desain sistem informasi terdistribusi, pengujian dan meninjau desain baik proses bisnis dan mendukung sistem diatas kertas sebelum melakukan upaya implementasi.
Pengunaan metode TAS, menjadikan proses pengumpulan informasi akan kebutuhan dari sebuah perusahaan bukan lagi menjadi sebuah aktifitas yang terpisah dari proses bisnis dan arsitektur sistem. Semua aktifitas di atas kini secara iterative akan saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lainnya.
Tahap pengembangan sistem dalam buku Implementing SOA (Services Oriented Architecture) Total Architecture Syntesis in Ptactice. Brown (2008:130). Adapun tahap-tahap perancangan yang ada dalam konsep TAS antara lain:
1. Menentukan Initial Scope (Defining the Initial Scope).
TAS dimulai dengan mendifinisikan ruang lingkup proyek. Yakni dengan mendefinisikan proses-proses bisnis. Dari hasil tersebut dapat dijelaskan dampaknya dengan menggunakan bagan-bagan terstruktur dari tujuan proyek. Setelah proses bisnis teridentifikasi, sejumlah informasi dibutuhkan untuk setiap proses. Kemudian akan teridientifikasi juga entitas pengguna dari dalam setiap proses bisnis. Setiap informasi perkiraan digunakan untuk menentukan tingkatan proses bisnis dari yang terpenting sampai yang tidak terlalu penting dan dari yang tersulit sampai yang termudah mendesainnya.
2. Menentukan Kebutuhan (Defining the Requirements).
Setelah menentukan tingkatan proses bisnis, dengan melakukan wawancara pada stakeholders untuk mengetahui proses dan untuk melihat bagaimana proses itu terjadi. Langkah selanjutnya yaitu menentukan kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan tujuan bisnis. Mengumpulkan kebutuhan input, kebutuhan output, masalah serta batasan masalah termasuk input proses bisnis lain.
3. Mendesain Arsitektur Proses Bisnis (Designing the Bussiness Process Architecture).
Setelah seluruh kebutuhan dikumpulkan maka langkah selanjutnya merancang proses bisnis. Ini adalah desain tingkat tinggi pada proses bisnis, yang berfokus pada identifikasi para peserta dalam proses yaitu menentukan orang dan sistem yang terlibat dalam sistem, kegiatan yang dilakukan oleh peserta dan dialog antar muka dibutuhkan untuk proses bisnis. Dengan demikian akan didapatkan aturan-aturan bisnis dan macam-macam alternatif proses bisnis.
4. Mendesain Arsitektur system (Designing the Systems Architecture).
Setelah memilih kandidat proses bisnis, langkah selanjutnya yaitu merancang arsitektur sistem secara keseluruhan yang meliputi rancangan proses bisnis dan rancangan sistem yang sesuai dengan keuntungan dan biaya yang sudah terjadwal. Sistem diuji dan dievaluasi.
5. MengevaluasiArsitektur (Evaluating Architectures).
Evaluasi adalah proses pengujian terhadap kesesuaian proses bisnis dan desain sistem yang diperlukan secara keseluruhan. Proses evaluasi ini dilakukan untuk memastikan bahwa sistem sudah benar dan sesuai dengan kebutuhan pengguna serta sesuai dengan karakteristik yang diterapkan dan tidak ada kesalahan-kesalahan yang terkandung di dalamnya.
Rincian dari pendekatan TAS dapat dilihat pada gambar diagram 2.1 berikut :
Gambar 1. Gambar Diagram TAS
3.1.2.1 Wawancara
1. Analisa Wawancara
Adapun metode untuk pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan tinjauan langsung kelapangan, dengan menggunakan wawancara seperti tabel berikut :
Tanggal wawancara Senin,4 Desember 2012
Jam Wawancara 09.30-11.00
Tempat RSUD Lahat
Daftar Pertanyaan :
1. Apa saja penambahan atau perubahan yang ingin dilakukan terhadap sistem yang sedang berjalan?
2. Apa saja permasalahan yang muncul selama penggunaan dari sistem yang sedang berjalan saat ini?
3. Seperti apakah harapan dari pihak Puskesmas Rawat Inap terhadap sistem yang akan dibuat?
4. Laporan dengan format seperti apa yang diinginkan oleh pihak Puskesmas rawat Inap Merapi II kab Lahat?
Tabel 1. Tabel Wawancara
2. Analisa Permasalahan
Adapun permasalahan yang ada pada sistem yang berjalan selama ini adalah sebagai berikut:
1. Sistem yang ada selama ini mempunyai kendala yaitu kesulitan mendapatkan data akurat untuk dijadikan laporan yang akan diberikan kepada Direktur Rumah Sakit.
2. Perlu mengadakan perubahan pada sistem yang ada selama ini yang masih menggunakan Microsoft Office seperti Microsoft Word dan Excel dan belum menggunakan program khusus untuk mengelola data rekam medis Petugas Pendaftaran, dengan cara membangun sebuah sistem baru yang berbasis data yang dirancang sesuai dengan kebutuhan khusus dari sistem rekam medis elektronis.
Dari pihak RSUD Lahat khususnya bagian pendaftaran Petugas Pendaftaran untuk mengubah sistem yang lama menjadi sistem yang baru yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja sistem secara keseluruhan agar lebih efektif dan efisien.
3.1.2.2 Analisis Permasalahan
Adapun permasalahan yang ada pada sistem yang berjalan selama ini adalah sebagai berikut:
3. Sistem yang ada selama ini mempunyai kendala yaitu kesulitan mendapatkan data akurat untuk dijadikan laporan yang akan diberikan kepada Direktur Rumah Sakit.
4. Perlu mengadakan perubahan pada sistem yang ada selama ini yang masih menggunakan Microsoft Office seperti Microsoft Word dan Excel dan belum menggunakan program khusus untuk mengelola data rekam medis Petugas Pendaftaran, dengan cara membangun sebuah sistem baru yang berbasis data yang dirancang sesuai dengan kebutuhan khusus dari sistem rekam medis elektronis.
5. Dari pihak RSUD Lahat khususnya bagian pendaftaran Petugas Pendaftaran untuk mengubah sistem yang lama menjadi sistem yang baru yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja sistem secara keseluruhan agar lebih efektif dan efisien.
3.1.3 Menentukan Kebutuhan (Defining the Requirements)
Setelah menentukan tingkatan proses bisnis, dengan melakukan wawancara pada stackholders untuk mengetahui proses dan untuk melihat bagaimana proses itu terjadi. Langkah selanjutnya mengumpulkan kebutuhan input dan output dimana data pasien diberikan kepada admin kemudian admin melakukan login dan menginputkan data pasien tersebut dan menghasilkan output data pasien berupa kartu berobat dan laporan mengenai pasien.
3.1.31 Kebutuhan Functional
Kebutuhan functional adalah kebutuhan yang harus ada di dalam sistem yang akan dibuat. Kebutuhan yang ada pada RSUD Lahat yaitu:
1. Sistem harus dapat membuat informasi dengan lengkap, benar, dan jelas kepada Pimpinan.
2. Menyediakan sarana bagi RSUD Lahat untuk menyimpan dan menemukan kembali data yang telah dibuat serta dapat memberikan laporan kepada pihak yang memerlukan.
3. Mewujudkan sistem pengelolahan informasi dan dokumen RSUD Lahat yang berisi informasi dan dokumen yang dapat diandalkan.
4. Mewujudkan transparansi dokumen-dokumen yang perlu dipublikasikan dari RSUD Lahat.
3.1.3.2 Kebutuhan Nonfunctional
Kebutuhan nonfunctional adalah kebutuhan tambahan yang tidak memiliki input, proses, dan output. Namun demikian, kebutuhan nonfunctional ini sebaiknya dipenuhi, karena akan sangat menentukan apakah sistem ini akan digunakan user atau tidak. Kebutuhan nonfunctional ini dapat dikategorikan berdasarkan PIECE framework. Kebutuhan nonfunctional yang telah diuraikan diatas dapat dirangkumkan dalam tabel dibawah ini, dengan klasifikasi PIECES framework.
Table 3.2. Klasifikasi Kebutuhan Nonfunctional berdasarkan PIECES
No Simbol Keterangan
1 Aktor
Aktor adalah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengaan sistem untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu.
2 Use Case
Use Case adalah deskripsi dari urutan-urutan aksi-aksi yang ditampilkan sistem yang menghasilkan suatu hasil yang terstruktur bagi suatu aktor.
3 Asosiasi
Asosiasi adalah apa yang menghubungkan antara obyek satu dengan objek yang lainnya.
4 Generalisasi
Generalisasi adalah hubungan dimana objek anak (descendent) berbagai prilaku dan struktur data dari objek yang diatasnya atau sebaliknya dari bawah ke atas.
5 Dependency
Dependency (ketergantungan) adalah hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu elemen Dependen (mandiri) akan mempengaruhi elemen yang bergantung padanya (Independen)
Tabel 2.1. Use Case Diagram
No Simbol Keterangan
1 Kelas
Class menggambarkan keadaan (atribut/property) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipilasi keadaan tersebut (metode/fungsi).
2 Asosiasi
Asosiasi, yaitu hubungan statis antar class
3 Directed Asosiasi (Pewarisan)
Pewarisan, yaitu hubungan hirarkis antara class. Class dapat diturunkan dari class lain dan metode class asalnya dan menambahkan fungsionalitas baru, sehingga ia disebut anak dari class yang diwarisinya.
4 Generalization
Hubungan dinamis, yaitu rangkaian pesan (message) yang di passing dari satu class kepada class lain.
Tabel 2.2 Class Diagram
(Sumber: Nugroho, 2005:16, Rational Rose Untuk Permodelan Berorientasi Objek)
Gambar 3.1 Use Case Diagram Rekam Medis
Gambar 3.2 Class Diagram Rekam Medis
4 KESIMPULAN
1. Program yang dihasilkan adalah Sistem Informasi Rekam Medis pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lahat yang diberi nama P_Rekam _Medis. Program ini di buat dengan menggunakan aplikasi pemrograman Borland Delphi 7.0 dan aplikasi database managemen system (DBMS) Microsoft SQL Server 2000.
2. Dengan adanya Sistem Informasi ini diharapkan dapat membantu meringankan tugas dan kebutuhan terhadap system rekam medis dalam melakukan prosedur pendataan dan pembuatan laporan sehingga pekerjaan dapat menjadi lebih efektif dan efisien.
3. Program ini hanya dapat di akses di jaringan local saja.
DAFTAR PUSTAKA
Referensi dari buku:
Arsip Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lahat. 2012.
Azwar .1996. Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga. Binarupa Aksara. Jakarta..
Charles, Siregar. 2004. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan, Cetakan I. Penerbit EGC. Jakarta.
Direktorat Jendral Pelayanan Medik. 1997. Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Direktorat Jendral Pelayanan Medik. 2005. Buku Petunjuk Pengisian Pengolahan dan Penyajian Data Rumah Sakit. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Fowler, Martin. 2004. UML Distilled Edisi 3. Penerbit ANDI. Yogyakarta.
Indonesian Medical Council. 2006. UU Praktik Kedokteran.
Jogiyanto. 2001. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Penerbit Andi. Yogyakarta
Jogiyanto. 2005. Sistem Teknologi Informasi. Penerbit Andi. Yogyakarta
McLeod Jr, Raymond. 2001. Sistem Informasi Manajemen Jilid 1. PT. Prenhallindo. Jakarta.
Nugroho, Adi. 2005. Rational Rose untuk Pemodelan Berorientasi Objek. Penerbit Informatika. Bandung.
PerMenKes Nomor 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang Rekam Medis.
Susanto, Azhar. 2004. Sistem Informasi Manajemen. Lingga Jaya. Bandung.
Turban, Efraim, dkk. 2005. Decision Support System and Intelligent System Edisi 7 Jilid 1. Penerbit Andi. Jogjakarta.
Tutang. 2003. Microsoft SQL Server 2000 bagi Pemula. Penerbit Datakom Lintas Buana. Jakarta.
Widiarta. 2007. Komputerisasi Sensus Harian Rawat Jalan di Rumah Sakit Pembinaan Kesejahteraan Umat Muhammadiyah Karanganyar.