عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم عَجِبَ رَبُّنَا عَزَّ وَجَلَّ مِنْ رَجُلٍ غَزَا في سَبِيلِ اللهِ فَانْهَزَمَ يَعْنِي أَصْحَابَهُ فَعَلِمَ مَا عَلَيْهِ فَرَجَعَ حَتَّى أُهَرِيْقَ دَمُهُ فَيَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى لِمَلائِكَتِهِ : انْظُرُوا إِلى عَبْدِي رَجَعَ رَغْبَةً فِيْمَا عِنْدِي وَشَفَقَةً مِمَّا عِنْدِي حَتَّى أُهَرِيْقَ دَمُهُ .
Dari Abdullah bin Mas'ud, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam: Tuhan-kita Azza wa Jalla 'heran' akan seorang lelaki yang berperang di jalan Allah kemudian berjumpa, yakni dengan sahabatnya. Lalu Sahabatnya mengetahui apa yang terjadi padanya (luka2 habis berperang), maka dia (bergegas) pulang sampai (semakin) bercucuran darahnya. Maka Allah yang Maha Tinggi berfirman kepada para malaikat: "Lihatlah oleh kalian akan hamba-Ku yang pulang karena takut azab yang ada di sisi-Ku dan mengharap pahala yang ada di sisi-Ku sampai-sampai bercucuran darahnya." (HR. Abu Daud : 2536)
Pengajian ini sangat penuh dengan muatan keteladanan, tentang seorang dari hamba Allah yang telah berjuang demi mendapatkan pahala yang besar dariNya dan takut terhadap ancaman dan siksaNya.
Lelaki yang diceritakan oleh Nabi SAW pada hadits ini berusaha menutupi perbuatan baiknya dari pengetahuan sahabat2nya karena kekhawatiran yang teramat tinggi bila pada akhirnya menimbulkan 'riya' didalam hatinya, sehingga dia berlari pulang dan darah bercucuran dari bekas lukanya.
Riya
adalah penyakit hati, sifat tersebut akan menghapus 'nilai' dari
kebaikan yang telah dilakukan, karena berarti melakukannya bukan karena
Allah, tetapi berharap 'pengakuan' dari manusia, inilah yang sebabkan
lelaki dalam hadits ini berlari demi menjaga 'suasana' hati dari
pengaruh riya yang mungkin saja akan terjadi.
وَمَا لِأَحَدٍ عِندَهُ مِن نِّعْمَةٍ تُجْزَى إِلَّا ابْتِغَاء وَجْهِ رَبِّهِ الْأَعْلَى وَلَسَوْفَ يَرْضَى
" tidak ada seorangpun memberikan suatu ni’mat kepadanya yang harus dibalasnya, tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya Yang Maha Tinggi, dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan." (QS. al-Lail : 19-21)
وَمَا لِأَحَدٍ عِندَهُ مِن نِّعْمَةٍ تُجْزَى إِلَّا ابْتِغَاء وَجْهِ رَبِّهِ الْأَعْلَى وَلَسَوْفَ يَرْضَى
" tidak ada seorangpun memberikan suatu ni’mat kepadanya yang harus dibalasnya, tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya Yang Maha Tinggi, dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan." (QS. al-Lail : 19-21)
Ayat ini menceritakan tentang orang2 yang bertakwa ketika melakukan kebaikan, mereka mempunyai tekad kuat ketika melakukannya hanya berharap keridhoan dariNya dan bukan karena berharap yang lainnya. Mereka akan terus berusaha mengisi waktunya dengan kegiatan2 yang Allah perintahkan karena orientasi hidupnya adalah berharap mendapat kebahagiaan yang abadi, saat dikumpulkan bersama para Nabi, syuhada dan orang2 sholih nantinya, terlebih saat diperkenankan 'menatap' wajahNya.
Banyak cara yang syeitan gunakan buat 'menggelincirkan' manusia, maka berhati-hatilah dalam berbuat, karena pengetahuan Allah 'menembus' kedalam hati siapa saja, tak ada yang tersembunyi dariNya.
"NIYYATUL MU'MINI KHOIRUN MIN 'AMALIHI" (niatnya orang yang beriman lebih baik dari perbuatannya).
Wallahu A'lam Bisshowaab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar